Terapi mental melalui karya Rumi


 

Maulana Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi yang karyanya telah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Peminatnya bukan hanya nerasal dari kalangan dunia islam, tetapi juga dari dunia barat. Kumpulan puisi Rumi yang terkenal adalah Masnawi, merupakan mahakarya yang menjadi warisan penting hingga saat ini. Rumi melalui Masnawi mengajari kita mengontrol energi liar di dalam diri kita. Rumi mengacari kita bagaimana untuk mendalami ajaran dan hikmah yang tersirat di dalam karyanya.

Nevzat Tarhan melalui buku ‘Terapi Masnawi’ mengajak kita untuk melejitkan energi positif  dengan menyelami hikmah dari seorang penyair dan sufi kenamaan, Maulana Jalaluddin Rumi. Dalam buku ini, kita akan membaca banyak kisah-kisah dari Rumi, diajak menyelami hikmah-hikmah yang terkandung, serta merefleksikannya dalam kehidupan kita.

Melalui buku ini, Nevzat ingin menerapkan salah satu metode untuk menjaga kesehatan jiwa yang disebut Biblioterapi, adalah penggunaan bahan bacaan (teks-teks khusus) untuk mengatasi penyakit dan gangguan jiwa seseorang. Metode ini membutuhkan seorang ahli yang dapat membimbing terapi. Orang yang melakukan terapi akan menemukan bacaan apa yang disukainya, membaca secara individual sebuah teks yang dipilih kemudian menganalisisnya.

Bagian utama dalam buku ini menyajikan 32 pola pikir yang keliru dalam kehidupan manusia, yang merupakan penyakit mental. Nevzat mencoba mengembangkan gagasan-gagasan berkaitan dengan cerita-cerita hikmah Rumi dan selanjutnya  memaparkan ulasan terhadap cerita-cerita tersebut. Di bagian akhir dari setiap judul, Nevzat menyisipkan kutipan syair dari Masnawi yang sepertinya ditujukan sebagai penguat dan merangkum proses terapi. Di bagian akhir buku, penulis memaparkan 10 langkah tentang kecerdasan emosi, yang dapat digunakan dalam pelatihan kecerdasan sosial.

Pola pikir yang keliru yang dibahas dalam buku ini misalnya adalah pola pikir yang menganggap bahwa  “Dikenal, dipuji, dan dikagumi orang lain adalah hal yang penting. Orang-orang harus tahu bahwa aku adalah orang yang istimewa”. Padahal hasrat untuk dikenal, dipuji, dan dikagumi oleh orang lain berpotensi mendatangkan bahaya dari orang-orang yang iri dan dapat mengundang datangnya musuh. Pada umumnya manusia ingin menunjukkan hal baik yang ada pada diri mereka. Ini adalah hal yang normal, tapi yang paling penting adalah berusaha untuk tidak menimbulkan masalah.

Salah satu kisah hikmah dalam buku Terapi Masnawi  yang dapat kita terapkan adalah cerita yang berjudul ” Menyucikan mulut dengan berdzikir kepada Allah”. Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa a.s. “Ya Musa, berdoalah kepadaku dengan mulut yang bersih tanpa dosa!”.

 “Ya Rabb, hamba tidak mempunyai mulut seperti itu, bagaimana caranya agar hamba bisa berdoa dengan mulut yang bersih dari dosa?” tanya Nabi Musa.

“Berdoalah dengan mulut-mulut (perantara) orang lain; karena berdoa dengan mulut orang lain tidak membuatmu berdosa. Jagalah tingkah lakumu agar orang-orang mau mendoakanmu siang dan malam atau bersihkan mulutmu. Allah memiliki nama-nama yang bersih, menyebut nama-Nya (berdzikir kepada-Nya) membersihkan mulut yang penuh dosa” firman Allah.

Jadi menurut kisah hikmah ini ada dua cara supaya do’a kita dapat terkabul :  jika kita merasa belum memiliki mulut yang bersih karena penuh dosa dan jarang berdzikir, solusinya adalah meminta kepada orang lain untuk mendoakannya. Karena doa yang dipanjatkan orang lain tidak terikat dengan dosa pihak yang didoakan.

Karya Maulana Rumi adalah karya yang penuh cinta. Salah satu pesan cinta Rumi yang tertulis dalam buku ini yaitu kecantikan fisik bukanlah syarat utama cinta. Pada pandangan pertama atau dalam hubungan singkat, bentuk fisik mempunyai pengaruh, tetapi dalam kebersamaan yang panjang kecantikan pada karakter seseorang justru sangat penting. Jika kita ingin menjalin hubungan yang langgeng, maka kecantikan karakter harus diutamakan dalam memilih pasangan.

 


Judul buku : Terapi Masnawi

Penulis : Prof. Dr. Nevzat Tarhan

Penerjemah : Ridho Assidicky, Ummahati Solichin, Bernando J. Sujibto

Penerbit : PT Qaf Media Kreativa

Cetakan : Pertama, 2016

Tebal : 316 halaman

ISBN : 978-602-73761-4-4

Peresensi: Maliang (Pegiat di taman baca takselesai )