Mengenal Aliran-Aliran Islam dari Profesor Pemikiran Islam IAIN Jakarta

 

        

 

Resensi buku Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan


                 Harun Nasution lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, pada 23 September 1919. Ia masuk Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir setelah menyelesaikan HIS dan Moderne Islamietische Kweekschool di Bukittinggi. Ia pernah singgah di Universitas Amerika, Cairo, Universitas McGell, Montreal, Kanada dan mendapat gelar profesor dari IAIN Jakarta pada tahun 1978. Ia pernah menjadi pegawai Departemen Luar Negri di perwakilan RI Cairo, Kedutaan Besar RI Cairo, Kedutaan RI Jeddah dan Kedutaan RI Brussel.

                 Harun Nasution telah menulis banyak buku dan di berbagai majalah. Salah satu buku karyanya yaitu Teologi Islam: Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Teologi dalam islam disebut ilmu kalam dan ilmu tauhid, teologi membahas ajaran ajaran dasar dari suatu agama. Mempelajari teologi menjadi penting bagi seseorang untuk membangun landasan iman yang kokoh dan tidak mudah goyah oleh kemajuan zaman. Buku tersebut tidak hanya membahas islam dari sudut hukum fikih, tetapi juga teologi tradisional maupun liberal yang mewarnai dunia islam.

                   Dalam buku ini Harun Nasution membaginya dalam dua bagian. Bagian pertama mengenai aliran-aliran dan Sejarah. Bagian kedua menyangkut analisa dan perbandingan. Bagian pertama penulis menerangkan berbagai polemik yang memunculkan masalah teologi. Perdebatan itu sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW yang mulai menyiarkan ajaran islam di Makkah. Ketika beliau wafat, kita mengenal Khulafaur Rosyidin yaitu Abu Bakar, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan terakhir Ali bin Abi Tholib.

Gejolak politik dan perebutan kekuasan terjadi setiap periode di masa pemerintahan kholifah dengan berbagai persoalan yang beragam. Pada masa kepemerintahan Utsman terjadi masalah yang sangat kontroversial, dimana menimbulkan perpecahan karena bangku pejabat diduduki oleh keluarganya sendiri. Kejadian itu menimbulkan pemberontakan yang berujung pada pembunuhan Utsman.

Sama halnya dengan wafatnya Ali bin Abi Tholib yang diganti oleh Muawiyyah. Kematian sahabat Ali sendiri menjadi pintu lahirnya aliran Khawarij, aliran inilah yang pertama kali membahas tentang mana yang pantas disebut berdosa dan mana yang tidak pantas disebut dosa. Kemudian muncul Aliran Murji’ah dan diikuti oleh Aliran Qodari’ah-Jabariyah, Mu’tazilah, Ahli Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) serta masih banyak aliran lainnya. Harun Nasution dalam bagian ini menjelaskan sejarah, pemikiran aliran-aliran, serta menjelaskan dengan baik mengenai persoalan politik yang ternyata bisa berkembang menjadi permasalan teologi.

                   Pada bagian kedua, Harun Nasution membandingkan beberapa aliran dengan memunculkan berbagai masalah agama. Ia mulai mengangkat permasalahan seperti mengenal tuhan dan kewajiban hambanya, mengetahui baik dan buruk juga larangan dan perintah. Dimana hal tersebut berkaitan dengan konsep wahyu dan akal.

Dalam bab ini juga dijelaaskan bahwa setiap aliran mempunyai penyelesaian masalah masing masing. Mu’tazilah berpendapat jika kewajiban bisa diketahui melalui jalan filsafat. Bebreda dengan Aliran Asy-‘Ariyah, mereka berpendapat jika kewajibann diketahui melalui wahyu, akal tidak bisa menjadikan suatu hal menjdi wajib. Sebab melakukan baik ataupun buruk ialah kewajiban manusia.

Penulis mengajak pembaca berfikir kritis, menganalisis ajaran-ajaran dengan membandingkan pendapat para tokoh aliran. Penulis mengatakan semua aliran ialah sama yaitu menggunakan akal dan wahyu dalam menyelesaikan masalah. Perbedaan yag mereka miliki terletak dalam menafsirkan ayat ayat Al-Qur’an.

Mu’tazilah missal, mereka berpandangan liberal, lebih banyak mengunakan rasio dan cenderung lebih filosofis. Maka sulit diterima bagi orang awam. Berbeda dengan teologi islam yang menafsirkan ayat Al-Qur’an secara harfiah dan tidak selalu menggunakan logika. Dalam hal ini semua aliran tidaklah keluar dari islam. Seseorang bebas memilih aliran teologi maupun yang sesuai dengan pemikiran dan keyakinannya.

                   Dalam Buku ini, Harun Nasution memberi banyak ilmu bagi pemula untuk mengenal berbagai aliran islam, terutama tentang konsep wahyu dan akal. Bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti sehingga tidak membosankan untuk melanjutkan halaman demi halaman selanjutnya. Meski begitu, membaca buku lain dengan tema yang sama sangat dianjurkan untuk melengkapi wawasan kita tentang aliran-aliran teologi yang ada dalam agama Islam.

 

Judul Buku: Teologi Islam: Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan

Penulis: Harun Nasution

Penerbit: Penerbit Universitas Indonesia

Tahun Terbit: 2011

Halaman: xvi+156 Halaman

Peresensi: Ayu Sugiarti (Santri Pondok Pesantren JAMSU Izzul Islamy)